Sebanyak 40 peserta dari komplek perumahan Dutamas antusias mengikuti Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan yang berlangsung selama empat hari, 8–11 November 2024, di Balai Warga Dutamas. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan keterampilan kuliner warga dan memanfaatkan bahan pangan lokal menjadi sajian yang lezat dan berkualitas.
Pelatihan ini dipandu oleh dua instruktur berpengalaman, Chef Kamelia dan Chef Rosie, yang dikenal di bidang kuliner dengan spesialisasi pastry dan bakery. Mereka dibantu oleh dua asisten mahasiswa, Siti dan Senop, yang turut membimbing peserta dalam mempraktikkan teknik dasar dan lanjutan pembuatan aneka hidangan. Para peserta dibagi menjadi lima kelompok kecil yang terdiri dari delapan orang, memungkinkan setiap peserta memperoleh bimbingan intensif dan kesempatan praktik yang cukup.
Setiap harinya, peserta belajar membuat dua jenis sajian yang berbeda. Pada hari pertama, Jumat (8/11), pelatihan dimulai dengan pembuatan Korean Garlic Bread dan Biscotti Cookie. Kedua hidangan ini mengajarkan teknik dasar dalam pembuatan roti dan kue, seperti penggunaan adonan ragi dan cara membentuk tekstur renyah pada kue.
Keesokan harinya, Sabtu (9/11), peserta diajak mengolah hidangan tradisional Indonesia, yaitu Bika Ambon dan Lompang Pandan. Bika Ambon, dengan teksturnya yang berongga, membutuhkan ketelitian tinggi dalam mengatur suhu dan fermentasi, sedangkan Lompang Pandan, kue khas berbahan dasar tepung beras dan daun pandan, mengajarkan teknik pembuatan adonan yang lembut.
Pada Minggu (10/11), peserta belajar membuat Ketan Sarıkaya dan Greentea Chocolate Cookies, perpaduan antara cita rasa tradisional dan modern. Ketan Sarıkaya, kudapan manis yang terbuat dari ketan dan santan, memberi pemahaman tentang pengolahan bahan pangan lokal, sementara Greentea Chocolate Cookies memperkenalkan penggunaan bahan matcha yang populer di kalangan anak muda.
Pelatihan ditutup pada Senin (11/11) dengan sajian Japanese Milk Bun dan Sable Cookies, yang mengutamakan teknik pembuatan adonan lembut dan pencampuran bahan secara tepat. Japanese Milk Bun, roti lembut khas Jepang, mengajarkan teknik tangzhong atau penggunaan adonan basah untuk menghasilkan tekstur roti yang lembut dan elastis, sedangkan Sable Cookies, biskuit renyah asal Prancis, menuntut ketelitian dalam proses pencampuran bahan agar mendapatkan tekstur yang khas.
Selama pelatihan, para peserta tampak antusias dan aktif dalam bertanya serta mencoba setiap tahapan pembuatan hidangan. Menurut salah satu peserta, pelatihan ini bukan hanya menambah keterampilan kuliner, tetapi juga mempererat kebersamaan antar warga. “Kami sangat senang bisa belajar banyak dari para chef dan merasa lebih percaya diri untuk membuat sajian berkualitas di rumah,” ungkap salah satu peserta.
Chef Kamelia menyampaikan harapannya agar pelatihan seperti ini bisa rutin diadakan sebagai upaya mengembangkan minat dan keterampilan kuliner warga, serta meningkatkan kreativitas dalam mengolah bahan pangan lokal. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi warga untuk memulai usaha kecil di bidang kuliner atau sekadar menambah keterampilan memasak di rumah.
Pelatihan ini pun mendapat apresiasi dari panitia penyelenggara. “Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi langkah awal untuk memberdayakan warga dalam mengolah makanan secara kreatif, sehingga bisa membuka peluang baru dalam usaha rumahan di bidang kuliner,” ujar salah satu panitia.