Batam – Tim Batam Tourism Polytechnic (BTP) sukses memenangkan skema EMAS (Ecosystem Model for Academic Sustainability) untuk pelaksanaan program katalisator kemitraan berdikari. Program ini memasuki tahun kedua dengan fokus pada penguatan ekosistem kemitraan untuk mendukung pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
Di bawah kepemimpinan Frangky Silitonga, S.Pd., M.S.I., yang menjabat sebagai Kepala Bagian Akademik BTP, tim ini kembali membuktikan komitmennya dalam mendorong kolaborasi strategis lintas sektor. Salah satu tujuan utama program ini adalah menciptakan purwarupa (prototype) yang dapat dijadikan model dalam pengembangan potensi daerah secara berkelanjutan.
“Kemenangan dalam skema EMAS ini menjadi dorongan besar bagi kami untuk terus mendorong inovasi berbasis kolaborasi. Program katalisator kemitraan berdikari tahun kedua ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal melalui pendekatan yang holistik, dengan tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan potensi ekonomi,” ungkap Frangky Silitonga.
Program ini bertujuan untuk mengimplementasikan model kolaborasi pentahelix—yakni melibatkan lima elemen utama: akademisi, pemerintah, komunitas, pelaku bisnis, dan media. Pendekatan ini diyakini dapat menciptakan sinergi dalam mengelola potensi lokal, terutama di kawasan Desa Kampung Tua Bakau Serip.
Selain memfokuskan diri pada pengembangan inovasi berbasis daerah, program ini juga dirancang untuk menghasilkan berbagai pelatihan dan kegiatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Hal ini mencakup pelatihan pemandu wisata berbasis ekowisata, pengembangan produk lokal unggulan, hingga promosi digital yang lebih terintegrasi.
Bapak Gerry, pengelola kawasan Mangrove Pandang Tak Jemu, yang menjadi salah satu mitra utama dalam program ini, menyatakan optimisme terhadap keberhasilan inisiatif ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat melahirkan purwarupa yang tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan kawasan kami, tetapi juga dapat menjadi model untuk daerah lainnya,” ujarnya.
Dengan implementasi yang solid, program katalisator kemitraan berdikari tahun kedua ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam membangun inovasi berkelanjutan di tingkat daerah. Hasil akhir berupa purwarupa ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk replikasi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Penulis: Arina Luthfini Lubis