Situasi pandemi yang terus berlangsung hingga kuartal ketiga ini membawa dampak yang sangat signifikan bagi sektor pariwisata Indonesia. Beragam kebijakan dan inovasi berupaya dituangkan guna menghadapi masa pandemi yang tak kunjung usai.
Penghujung kuartal ketiga 2020 sudah di depan mata. Namun, situasi pandemi di dalam negeri belum juga kondusif. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah menerapkan berbagai regulasi untuk meminimalkan transmisi virus. Meski begitu, hingga saat ini kita masih harus berjuang dalam menghadapi situasi sulit pandemi.
Begitu pun dengan sektor pariwisata dalam negeri. Sejak memasuki awal kuartal ketiga, pegiat pariwisata mulai bergairah dan optimis pasca diterapkannya tatanan kenormalan baru (new normal). Sayangnya, keadaan tersebut tidak berlangsung lama.
Kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga memaksa pemerintah untuk menerapkan pengetatan di berbagai daerah. Lantas, seperti apa informasi terkini dari sejumlah sektor pariwisata Indonesia? Kali ini, Batam Tourism Polytechnic akan merangkumnya untukmu.
Peluncuran label InDOnesia CARE untuk pariwisata Indonesia
Pada bulan Agustus yang lalu, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan panduan protokol kesehatan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Panduan ini disebut sebagai “InDOnesia CARE”, yang menggambarkan dukungan pemerintah terhadap pariwisata Indonesia. Melalui program ini, sektor pariwisata dalam negeri diharapkan dapat segera bangkit di tengah masa pandemi.
Peluncuran InDOnesia CARE oleh Kemenparekraf
Sumber : Metro Bali
Selain itu, peluncuran program ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menghadirkan layanan pariwisata yang adaptif melalui penerapan protokol yang mencakup kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang lestari (Cleanliness, Health, Safety, and Environment/CHSE).
Penerapan CHSE di seluruh bidang pariwisata akan melalui proses verifikasi yang ketat melalui tim Kemeparekraf yang bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan, serta beberapa asosiasi, termasuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Meski begitu, program InDOnesia CARE ini tidak hanya terbatas pada industri hotel dan restoran saja, tapi juga turut menyediakan protokol kesehatan bagi industri kreatif. Harapannya, melalui panduan ini, wisatawan dapat merasa lebih nyaman dan aman untuk berwisata di tengah masa transisi atau adaptasi ini.
Bali menutup pintu bagi turis asing hingga akhir 2020
Sebelumnya, Bali dijadwalkan akan kembali membuka pintu bagi turis asing pada 11 September 2020. Namun, melihat pertumbuhan kasus COVID-19 yang kian meningkat, Gubernur Bali, I Wayan Koster, memutuskan untuk menundanya hingga akhir 2020.
Bali tutup pintu bagi wisatawan mancanegara hingga akhir tahun 2020
Sumber : Freepik
Menurutnya, penundaan ini dianggap penting untuk menjaga citra Indonesia dan Bali di mata dunia saat pemulihan perjalanan nantinya. Sementara itu, saat ini sektor pariwisata Bali masih berfokus pada pertumbuhan pariwisata domestik dengan diikuti protokol keamanan yang ketat.
Penutupan salah satu destinasi pariwisata Indonesia, Wae Rebo, oleh masyarakat adat
Wae Rebo merupakan salah satu destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur yang rencananya hendak dibuka pada awal September oleh Gubernur NTT, Vikotor Bungtilu Laskodat. Sayangnya, keputusan ini bertentangan dengan kehendak masyarakat desa.
Desa Wae Rebo ditutup masyarakat adat
Sumber : Aneka Tempat Wisata
Satu minggu setelah dibuka, masyarakat setempat menutup kembali akses masuk ke kawasan kampung tradisional tersebut. Hal ini didasarkan pada musyawarah masyarakat yang memutuskan untuk menutup kembali desa wisata tersebut hingga berakhirnya wabah COVID-19.
Konsep baru nikmati satwa secara live di Taman Margasatwa Ragunan
Ragunan sajikan konsep baru tuk nikmati satwa
Sumber : Wikipedia
Taman Margasatwa (TM) Ragunan merupakan salah satu tempat wisata yang turut ditutup selama PSBB DKI Jakarta gelombang kedua. Menanggapi hal tersebut, pihak TM Ragunan memutuskan untuk kembali melaksanakan virtual tour yang menampilkan berbagai jenis satwa secara live di Instagram @ragunanzoo. Beberapa di antaranya adalah gajah sumatera, harimau sumatera, siamang, orang utan sumatera, buaya, dan jerapah.
Nah, itu dia beberapa informasi terkini dari sektor pariwisata dalam negeri yang mungkin belum kamu ketahui. Memang, laju pertumbuhan pariwisata saat ini menurun cukup signifikan. Namun, hal ini tentu tidak akan berlangsung lama. Seiring meredanya situasi pandemi, sektor pariwisata Indonesia akan kembali bangkit bahkan berkembang dengan pesat.
Buat kamu yang ingin mengembangkan diri di industri pariwisata dan hospitality, yuk bergabung dengan keluarga besar Batam Tourism Polytechnic! Kunjungi website BTP dan lakukan pendaftaran dengan klik di sini!