Bersamaan dengan pelaksanaan mata kuliah Tren dan Isu Pariwisata Global yang diampu oleh Dr Violetta Cherryline Simatupang,DIPL.HOT.AHMA,SE.,MH,CHE pada hari Selasa, 18 Januari 2022 Menghadirkan Ir Onno Widodo Purbo,M.Eng,PH.D seorang tokoh dan pakar di bidang teknologi informasi yang dikenal juga sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar.[1] Sebagai aktivis Onno dikenal dalam upayanya memperjuangkan Linux. Karya inovatifnya diantaranya adalah Wajanbolic, sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya masyarakat untuk menyebarkan internet murah, serta penerapan Open BTS diikuti Angkatan I dan Angkatan II serta beberapa undangan terbatas dari ITEBA yakni Dekan Fakultas Teknologi Industri (Dekan Fakultas Teknologi Informasi) dan Ketua Program Studi Sistem Informasi)
Tema Webinar
- Manfaat Big Data
Di era digital ini, ketika semua saling terkoneksi, big data amat bermanfaat untuk menghubungkan pelanggan, pekerja, pengelola hotel, pengelola restoran, bahkan pengelola tempat wisata. Koneksi ini kerap diistilahkan sebagai smart tourism. Untuk meningkatkan tingkat kunjungan dan hunian kamar, kombinasi data kegiatan budaya, jadwal libur, cuaca, penerbangan, serta update situasi covid-19 dapat digunakan untuk memformulasikan strategi pemasaran serta pelaksanaan yang digunakan.
Selanjutnya, dengan informasi dari media sosial, Google Trend, hasil review online, data telepon, serta data transaksi perbankan (digital maupun konvensional) dapat digunakan untuk memahami profil, kebiasaan konsumsi dan wisata, kebutuhan, serta permintaan wisatawan yang akan meningkatkan nilai produk atau layanan yang ditawarkan. Produk wisata dapat ditawarkan dan disesuaikan dengan segmen dari wisatawan serta melalui media sosial serta media online lainnya.
Peningkatan reputasi dan viralitas suatu tempat wisata maupun hotel atau restoran bisa dengan memperhatikan review dan rekomendasi dari platform digital. Hasil analisis review online dapat juga digunakan untuk mengatasi isu negatif secara lebih cepat dan memberikan informasi mengenai sentimen dari suatu produk dan juga meningkatkan engagement dari para wisatawan, traveler, dan influencer.
2. Tantangan pemanfatan big data
Meski sebagian dari big data dapat diperoleh dengan mudah, akses terhadap berbagai sumber big data yang dimiliki oleh pihak swasta seperti data telepon dan transaksi, merupakan tantangan terbesar dalam pemanfaatannya. Hal ini dapat dijawab dengan adanya data partnership antara pemerintah dan berbagai pihak dan pelaku usaha tersebut. Selain itu, infrastruktur (penyimpanan dan komputasi) yang canggih, serta SDM data scientist yang berpengalaman sangat diperlukan dalam mengolah dan menganalisis data yang sangat masif dengan pendekatan machine learning serta penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence).