Mahasiswa Batam Tourism Polytechnic (BTP) bisa berguru kepada para general manager hotel lewat program magang kerja manajemen. Program vokasi ini dirancang kampus BTP dan Indonesian Hotel General Manager Assosication (IHGMA) Kepri.
Asosiasi para general manager hotel itu bersama BTP menargetkan sistem magang yang lebih kuat agar membuat program vokasi mahasiswa tak hanya menambah kemampuan praktik tapi juga menguasai pemahaman manajemen hotel.
Inisiasi itu lahir dalam forum grup diskusi yang dihadiri perwakilan enam general manager yakni Aston Batam Hotel & Residences, Asialink Hotel Batam by Prasanthi, Biz Hotel, Beverly Hotel, Nagoya Mansion dan Avava Hotel. FGD dilangsungkan oleh BTP dan IHGMA Kepri di Hotel Biz Batam, Rabu (23/6/2021).
“Ini momentum berharga yang cukup langka,” ujar Direktur BTP Muhammad Nur A Nasution, Senin (28/6/2021).
Nur mengungkapkan di era sekarang adalah saat yang tepat untuk menerapkan bentuk implementasi dalam mencetak anak-anak bangsa yang dapat berintegrasi dan bersaing di industri masa depan. Sehingga BTP menggandeng praktisi hotel yakni para general manager yang tergabung dalam IHGMA untuk bekerja sama merancang program vokasi antara kampus dan industri.
“Tujuan kerjasama adalah pemetaan ruang apa saja yang bisa dikolaborasikan sesuai dengan kebijakan Kampus Merdeka,” tutur Nur.
Ketua DPD IHGMA Kepri Yeyen Heryawan menyampaikan program ini bisa menjadi wadah kerja sama untuk realisasi sinergitas pendidikan vokasi dan industri yang dapat menciptakan SDM unggul di dunia pariwisata.
“(Mahasiswa) mendapat real time experience untuk melatih mental mereka sebelum benar-benar terjun ke industri dan shadowing programme membantu kesiapan mental mahasiswa untuk mensupervisi dan menghandle karyawan yang lebih tua dan sanggup bersaing dengan dengan existing employees,” papar Yeyen.
BTP yang merupakan satu–satunya program D4 vokasi di Indonesia saat ini sedang merancang sebuah Breakthrough Program, yaitu mahasiswa dan mahasiswi BTP dari program studi kuliner, F&B dan Room Division diberikan kesempatan untuk shadowing hotel management level di industri sesuai dengan program studi masing–masing pada semester 7.
Program itu agar mahasiswa memahami dan mempraktekkan pola pikir manajerial sebelum mereka terjun langsung di On Job Training (OTJ) di semester 8. Mahasiswa diharapkan siap untuk langsung ditempatkan di level supervisory.
“Program Aplikasi manajemen di semester 7 ini berlandaskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menindaklanjuti kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” sambung Yeyen.
Adapun presentasi saat forum grup diskusi disampaikan oleh Ketua Program studi Food and Beverage Management BTP Dewi Aurora Mikasari.
Ia membuka forum dengan penjelasan bahwa kerjasama untuk peningkatan SDM, menyelaraskan supply & demand dimana vocational menjawab kebutuhan dan keinginan industri dan mahasiswa siap untuk bekerja langsung setelah mencapai level assertiveness, applied science dan managerial.
“Menjawab feedback dari industri adalah mahasiswa belum siap langsung menjadi level supervisor di industri oleh sebab itu kerjasama ini mencari missing link agar bisa dibentuk the right bridging between industry dan pendidikan,” papar dia.
Tujuannya, lanjut Dewi, adalah agar lulusan D4 mendapat kesempatan di supervisory level langsung setelah lulus dan dapat bersaing dengan orang–orang yang telah memiliki pengalaman kerja.
Diskusi berjalan dengan interaktif; mengupas mengenai skill management di empat core department yaitu Marketing, HR, Operational, dan Finance.
General Manager AsiaLink Hotel Arinis mengungkapkan pentingnya real study case di lapangan sesuai dengan sasaran kompetensi yang dapat mengasah problem solving skill.
“Simplicity is the key, program 6 bulan di lapangan untuk shadowing management level tidak akan efektif jika subjek yang dibidik terlalu banyak,” ujar dia memberi masukan seraya diamini oleh peserta FGD yang lain.
Manfaat kolaborasi dengan industri ini juga dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswi. Mereka bisa memperoleh pengalaman nyata dunia kerja.
Selain memberikan kesempatan untuk terjun secara langsung melalui shadowing programme, BTP juga mewajibkan para mahasiswa untuk melakukan 2 kali OJT atau magang sebagai salah satu syarat kelulusan.
Dengan Batam yang memiliki banyak potensi pariwisata yang sangat tinggi, dan keberhasilan pembangunan pariwisata tak luput dari adanya keterlibatan SDM yang berkualitas, generasi muda daerah yang disiapkan untuk menjadi pemangku kepentingan dan pelaku pendukung industri di masa depan.
Harapannya kolaborasi penelitian dengan industri jadi salah satu jawaban tantangan kualifikasi SDM di industri, sehingga, link and match antara tuntutan industri dengan profil lulusan dapat terpenuhi. (Gokepri.com)