Sebanyak 11 orang mahasiswa Semester IV Prodi Manajemen Kuliner dan 9 orang mahasiswa Semester IV Prodi Manajemen Divisi Kamar pada mata kuliah Kewirausahaan yang diampu oleh Ibu Kamelia Santika.,Amd, Ibu Dr. Arina Lutfini Lubis ST. MBA IPM serta dosen pendamping, Ibu Eva Amalia.,Msi., mengadakan studi lapangan ke rumah produksi kue, Toteles Bakehouse di KDA Junction pada hari Sabtu, 4 Maret 2023.
Diterima langsung oleh Bapak Risyanto, selaku Owner Toteles Food & Bake House, Direktur CV Toteles Global Jaya yang akrab dipanggil Mas Aris ini menceritakan pengalaman wira usahanya yang dimulai dari berjualan donat kentang dengan gerobak tanpa modal dan keahlian boga apapun di Lapak Deret Kuliner berlokasi di alun-alun kota Batam. Kunjungan atau studi lapangan tersebut didasarkan pada pertimbangan kinerja kewirausahaan yang sudah mumpuni dari Toteles Food & Bake House antara lain dibuktikan dengan meraih Kategori UMKM Syariah Terinovasi wilayah Kepri, CV Toteles Global Jaya dari Bank Indonesia. Usaha toko kue ini telah memiliki 3 outlet dan rumah produksi yang cukup lengkap fasilitas dan sarana serta prasarananya. Menjadi salah satu dari sekian sedikit outlet atau gerai dengan beragam produk kue dan snack didalamnya, khususnya camilan tradisional yang siap disajikan kapan saja dan dapat dibeli secara langsung ataupun melalui sistem PO (purchase order).
Jika rata-rata toko kue di Batam hanya buka di pagi hari atau menyediakan produk berdasarkan jumlah pesanan, maka Toteles Bake House membuat terobosan dengan membuka toko roti yang menyediakan sekitar 50 jenis kue tradisional dari pagi sampai malam.
Sederetan prestasi bergengsi telah diraih pemuda asal Kudus yang saat ini tengah disibukkan dengan diversifikasi usaha dengan segmen berbeda yaitu lele Mas Budi yang dalam hitungan kurang 6 (enam) bulan telah memiliki 4 outlet. Mulai dari Al Ahmadi Award, Kategori UMKM Syariah Terinovasi wilayah Kepri, CV Toteles Global Jaya dari Bank Indonesia, Sidhakarya Award 2022 yang dipajang di ruang tamu yang apik.
Menjalankan usaha kuliner sepanjang hari memang bukan hal mudah. Tentu ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam menjaga kualitas produk agar selalu dalam kondisi yang baik. Apalagi, kue tradisional hanya mampu bertahan selama 1 x 24 jam.
Saat memulai usaha ini, Aris menghadapi tantangan terkait pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan keuangan. Kesalahan manajemen SDM yang terjadi saat merintis usaha membuatnya harus menanggung utang selama setahun. Kesalahan manajemen bisnis ini justru menjadi tonggak awal bangkitnya usaha ini menjadi toko roti yang tidak hanya menjual penganan tradisional, tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat. Salah satunya dalam hal memberi kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar.
Menurut Aris, salah satu hal penting dalam berwirausaha adalah mindset. “Kalau karyawan punya Rp 4 juta harus diirit-irit gimana caranya biar cukup 1 bulan. Kalau di wirausaha itu mindset-nya punya uang Rp1 juta harus gimana caranya biar jadi Rp10 juta,” ujarnya. Dengan pola pikir inilah Aris terus berusaha mengembangkan usahanya agar dapat memberikan produk dan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
Studi lapangan pada rumah produksi Toteles Bake House ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan mahasiswa untuk melihat langsung produksi mulai dari pengolahan dan penyiapan produk snack beraneka ragam. Mahasiwa diberikan kesempatan untuk berdiskusi bahkan berpraktek langsung di dapur berukuran ‘raksasa’ Kiat-kiat wirausaha dipaparkan Mas Aris dengan bahasa lugas dan mudah dipahami.
Dosen pengampu mata kuliah Kamelia Santika dalam kesempatan tersebut menyampaikan keinginan untuk berkolaborasi dengan Toteles Bake House sebagai ‘laboratorium’ kuliner atau tempat prakter mahasiswa khususnya di bidang snack tradisional. Hal tersebut disambut baik oleh Mas Aris yang sebelumnya memang telah beberapa kali diundang Politeknik Pariwisata Batam sebagai narasumber. Sukses terus Toteles Bake House!